Advertisement

Makanan dan Minuman

Makanan width: 100%; pada tabel memastikan tabel menggunakan 100% dari lebar halaman.

Lebar kolom pertama, kedua, dan ketiga masing-masing diatur menggunakan style="width: X%;", yaitu 55%, 30%, dan 15%.

makanan padding: 10px; digunakan pada setiap header dan sel untuk memberikan jarak 10px antara teks dan border.



Coba-coba

Killed vaccine: polio virus


Polio step 1 Langkah 1
Gunakan kultur jaringan untuk menumbuhkan virus baru.

 
Tujuan dari pembuatan vaksin yang dimatikan adalah untuk menonaktifkan kemampuan replikasi suatu patogen (kemampuannya untuk memasuki sel dan berkembang biak) sekaligus menjaga keutuhan bentuk dan karakteristik lain yang akan menghasilkan respon imun terhadap patogen yang sebenarnya. Ketika tubuh terkena vaksin polio yang telah dimatikan, sistem kekebalan tubuh akan membentuk pertahanan yang akan menyerang virus polio hidup apa pun yang mungkin ditemui di kemudian hari.

Untuk memproduksi vaksin ini, pertama-tama diperlukan banyak salinan virus polio. Anda bisa menanamnya dalam kultur jaringan.


Polio step 2 Langkah 2
Gunakan alat pembersih untuk mengisolasi virus polio.

 
Virus polio menggunakan sel-sel dalam kultur jaringan untuk menghasilkan banyak salinan dirinya sendiri.

Salinan virus ini perlu dipisahkan dari kultur jaringan.


Polio step 3 Langkah 3
Gunakan formaldehida untuk membunuh virus.

 
Ada beberapa cara untuk menonaktifkan virus atau bakteri untuk digunakan dalam vaksin. Salah satu caranya adalah dengan memaparkan patogen pada panas. Beginilah cara bakteri dalam vaksin tifoid dinonaktifkan. Cara lainnya adalah dengan menggunakan radiasi.

Untuk vaksin polio yang dikembangkan oleh Jonas Salk pada tahun 1954, formaldehida digunakan. Anda juga akan menggunakan formaldehida dalam pembuatan vaksin polio.


Polio step 4 Langkah 4
Isi jarum suntik dengan virus polio yang telah dimatikan.

 
Virus mati pada vaksin polio Anda tidak akan menghasilkan respon imun penuh saat disuntikkan ke dalam tubuh. Hal ini berlaku untuk semua vaksin yang tidak hidup. Oleh karena itu, vaksin ini biasanya memerlukan suntikan booster.


Polio done Selesai
Vaksin polio sudah selesai.

Select another pathogen.

 
Selamat. Anda telah menghasilkan vaksin polio yang telah dimatikan.

Ada dua vaksin polio yang banyak digunakan saat ini. Salah satunya adalah vaksin Salk yang dimatikan; yang lainnya adalah vaksin hidup yang dilemahkan yang pertama kali dikembangkan oleh Albert Sabin.

Selain polio dan tifus, vaksin mati juga digunakan untuk mencegah influenza, tipus, dan rabies.


Simpan dibawah 30°C Store below 86°F

Table

P. No. 1
Awas! Obat Keras
  Bacalah aturan memakainya   

Mencegah Stunting

Selulitis

Pendahuluan
Selulitis adalah infeksi bakteri yang umum dan berpotensi serius pada kulit dan jaringan di bawahnya. Infeksi ini terjadi ketika bakteri masuk ke kulit melalui luka atau goresan kecil dan kemudian menyebar. Selulitis dapat mempengaruhi kulit di bagian manapun dari tubuh, tetapi paling sering terjadi di kaki bagian bawah.

Definisi dan Etiologi
Selulitis adalah infeksi bakteri akut pada lapisan dermis dan jaringan subkutan. Bakteri yang paling sering menyebabkan selulitis adalah Streptococcus dan Staphylococcus, termasuk bentuk yang lebih berbahaya yaitu Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA).

Faktor Risiko:
  1. Luka terbuka, seperti luka bedah, gigitan serangga, atau luka bakar
  2. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  3. Kondisi medis kronis seperti diabetes
  4. Penggunaan obat-obatan yang melemahkan sistem imun

Gejala dan Tanda
Gejala selulitis meliputi:
  1. Kemerahan: Area kulit yang terinfeksi akan tampak merah dan hangat saat disentuh.
  2. Pembengkakan: Area yang terinfeksi akan membengkak dan terasa nyeri.
  3. Nyeri: Rasa sakit atau nyeri di daerah yang terkena.
  4. Demam: Peningkatan suhu tubuh yang menandakan adanya infeksi serius.
Gambar selulitis pada kaki [sumber]:
Gambar ini menunjukkan tanda-tanda khas selulitis seperti kemerahan, pembengkakan, dan peradangan pada kulit. Selulitis sering kali terjadi pada kaki bagian bawah, tetapi juga bisa muncul di bagian tubuh lainnya seperti wajah, lengan, dan perut.

Diagnosis
Diagnosis selulitis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien. Tes tambahan mungkin termasuk:
  1. Tes darah untuk memeriksa tanda-tanda infeksi.
  2. Kultur luka untuk mengidentifikasi bakteri penyebab.
  3. Pemeriksaan pencitraan seperti ultrasound atau MRI jika dicurigai adanya abses atau gangguan lain.
Pengobatan
Pengobatan selulitis melibatkan pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri. Antibiotik yang umum digunakan meliputi:
  1. Penisilin atau cefalosporin untuk infeksi yang disebabkan oleh streptokokus.
  2. Antibiotik spesifik untuk MRSA jika teridentifikasi.
Selain antibiotik, langkah-langkah berikut dapat membantu proses penyembuhan:
  1. Istirahat: Mengistirahatkan area yang terinfeksi dapat membantu mengurangi pembengkakan.
  2. Mengangkat anggota tubuh yang terinfeksi: Untuk mengurangi pembengkakan.
  3. Kompres hangat: Untuk meredakan nyeri dan bengkak.

Pencegahan
Untuk mencegah selulitis, langkah-langkah berikut dapat diambil:
  1. Menjaga kebersihan kulit: Cuci luka kecil dengan sabun dan air bersih.
  2. Menggunakan antiseptik: Pada luka terbuka.
  3. Menghindari goresan dan gigitan serangga: Dengan menggunakan pakaian pelindung dan obat anti serangga.
  4. Merawat kondisi medis kronis: Seperti diabetes dengan baik.
Kesimpulan
Selulitis adalah infeksi kulit yang dapat menjadi serius jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi. Pencegahan melalui kebersihan kulit dan perawatan luka yang baik dapat mengurangi risiko terjadinya selulitis.

Referensi
  1. American Academy of Dermatology. (2023). Cellulitis: Overview.
  2. Mayo Clinic. (2023). Cellulitis. Retrieved from https://www.mayoclinic.org
  3. World Health Organization. (2023). Skin and Soft Tissue Infections.